SEBUAH PERJALANAN

PERJALANAN

Tadi siang Cuit nampak murung sekali dan mukanya begitu cemberut dan berkerut-kerut seperti jeruk purut. Tanpa berkata apa-apa dia duduk sendirian di kursi pojok kamarnya. Melihat “penampilan” kakaknya seperti itu, Ciut lalu menghampiri ibunya.

“Bu, dari tadi saya lihat Cuit nampak cemberut dan kelihatan gusar. Saya jadi takut Bu, ini tidak seperti biasanya,” kata Ciut kepada ibunya.

“Ada apa sih sebenarnya ? Apa yang sedang terjadi ?” tanya Ibunya terheran-heran.

“Entahlah Bu, Dia begitu setelah tadi pagi selesai mengaji,” Ciut serius.

“Sudahkah Engkau tanyakan kepada kakakmu ,Sayang ? Apa gerangan yang terjadi ?” tanya Ibu lagi.

“Belum Bu, saya jadi takut untuk bertanya,” jawab Ciut. Memang diberi nama Ciut dikarenakan ia memang penakut, nyalinya selalu ciut.

Baca lebih lanjut